Ujian nasional telah kamu lewati. Kini saatnya kamu menyiapkan diri dan mengumpulkan amunisi untuk memasuki universitas yang kamu inginkan. Nah, Gooders, dimanakah tujuan belajarmu selanjutnya?
Selepas masa SMA, kamu harus bersiap-siap menjadi mahasiswa. Wah, Keren! Tapi sedihnya, tidak sedikit dari kamu yang harus meninggalkan kampung halaman untuk melanjutkan kuliah. Mau bagaimana lagi, mungkin di daerah asalmu tidak ada universitas yang sesuai dengan keinginan. Hingga akhirnya mau tidak mau kamu harus merantau, meninggalkan sanak saudara untuk sementara waktu demi menuntut ilmu.
Well, sudah siapkah kamu menjadi anak rantau?
Banyak yang memiliki bayangan buruk tentang hidup di perantauan. Terutama kamu yang selama ini hidup di desa dan memiliki destinasi studi di kota besar (contohnya saya sendiri). Kamu pasti hawatir dengan maraknya isu “kenakalan” ala kota, tingginya kriminalitas, perbedaan gaya hidup kota dan lain sebagainya. Kamu juga merasa pesimis untuk menjalani hidup jauh dari orang tua. Tapi sebenernya, kehawatiranmu ini agak berlebihan sobat!
Justru ketika kamu merantau, kamu mendapatkan hal-hal baik yang tidak didapatkan oleh mereka yang selalu tinggal bersama orang tua! Apa itu?
Justru ketika kamu merantau, kamu mendapatkan hal-hal baik yang tidak didapatkan oleh mereka yang selalu tinggal bersama orang tua! Apa itu?
1. Lebih bisa survive di lingkungan baru
Ketika kamu memutuskan untuk merantau, saat itulah kamu memiliki keberanian untuk keluar dari zona aman yang selama ini kamu miliki. Kamu akan memasuki sebuah tempat yang mungkin belum pernah kamu singgahi sebelumnya. Kamu akan bertemu dengan begitu banyak orang yang asing bagimu. Di awal masa perantauan, kamu mungkin merasa kesepian, tidak betah dan homesick tingkat tinggi.
Eits, tapi justru di saat itulah skill bertahan hidup mu sedang dilatih. Kamu akan mulai menempa keberanian untuk berkenalan dengan orang baru. Mengumpulkan teman satu persatu hingga akhirnya kamu memiliki begitu banyak teman. Setelah kamu berhasil berteman dengan banyak orang, perlahan kamu akan mendapatkan kenyamanan hidup di tanah rantau. Hal semacam ini nantinya akan bermanfaat bagimu ketika kamu mengalami kondisi serupa. Kamu tidak akan terlalu canggung ketika kamu berada dalam situasi baru. Kamu akan lebih mudah beradaptasi dan menyamankan diri di zona yang tidak nyaman.
Eits, tapi justru di saat itulah skill bertahan hidup mu sedang dilatih. Kamu akan mulai menempa keberanian untuk berkenalan dengan orang baru. Mengumpulkan teman satu persatu hingga akhirnya kamu memiliki begitu banyak teman. Setelah kamu berhasil berteman dengan banyak orang, perlahan kamu akan mendapatkan kenyamanan hidup di tanah rantau. Hal semacam ini nantinya akan bermanfaat bagimu ketika kamu mengalami kondisi serupa. Kamu tidak akan terlalu canggung ketika kamu berada dalam situasi baru. Kamu akan lebih mudah beradaptasi dan menyamankan diri di zona yang tidak nyaman.
2. Cerdas dalam manajemen keuangan
Ketika di rumah, kamu mungkin tidak terlalu risau dengan kondisi dompet. Ya iyalah, kamu hanya memikirkan uang untuk jajan dan hal-hal tersier lainnya. Sedangkan untuk makan dan kebutuhan pokok yang lain, tinggal kamu minta saja ke orang tua. Kalau uang saku habis, setidaknya kamu tetap bisa makan dengan kenyang di rumah.
Kondisi ini akan berbeda ketika kamu merantau. Kamu akan dipercaya oleh orang tua untuk memegang sejumlah uang dalam jumlah yang lebih besar daripada uang jajanmu ketika di rumah. Nah pada saat itu, kamu harus cerdas dalam mengatur penggunaan uang. Kalau tidak, bisa-bisa kamu akan foya-foya di awal bulan namun mengais recehan di akhir bulan.
Ketika kamu merantau, kamu bertanggungjawab sepenuhnya atas dirimu sendiri. Kamu harus memperhitungkan kebutuhan-kebutuhanmu sendiri. Mulai dari kebutuhan mutlak seperti makan, bensin, pulsa dan alat mandi. Sampai kepada kebutuhan-kebutuhan lain yang tidak terduga. Maka, anak rantau biasanya lebih memiliki kecerdasan dalam manajemen keuangan.
Kondisi ini akan berbeda ketika kamu merantau. Kamu akan dipercaya oleh orang tua untuk memegang sejumlah uang dalam jumlah yang lebih besar daripada uang jajanmu ketika di rumah. Nah pada saat itu, kamu harus cerdas dalam mengatur penggunaan uang. Kalau tidak, bisa-bisa kamu akan foya-foya di awal bulan namun mengais recehan di akhir bulan.
Ketika kamu merantau, kamu bertanggungjawab sepenuhnya atas dirimu sendiri. Kamu harus memperhitungkan kebutuhan-kebutuhanmu sendiri. Mulai dari kebutuhan mutlak seperti makan, bensin, pulsa dan alat mandi. Sampai kepada kebutuhan-kebutuhan lain yang tidak terduga. Maka, anak rantau biasanya lebih memiliki kecerdasan dalam manajemen keuangan.
3. Mengatasi masalah dengan mandiri
Saat masih tinggal bersama orang tua, kamu cenderung merasa aman ketika menghadapi masalah. Ada masalah apa, tinggal ngadu saja ke orang tua. Lalu orang tua akan membantu mengatasi masalahmu. Tapi, ketika kamu merantau, kamu akan lebih berpikir mandiri dalam mengatasi sebuah permasalahan. Orang tuamu sedang berada di tempat yang jauh, maka tidak mungkin kamu menggantungkan diri kepada mereka. Inilah sebabnya, ketika kamu merantau, kamu akan terbiasa melakukan hal-hal yang belum pernah kamu lakukan sebelumnya. Misalnya kamu mulai terbiasa pergi ke bengkel sendiri, masak sendiri, nyuci baju, nyuci motor sendiri dan lain sebagainya.
4. Banyak Saudara
Dimana kamu tinggal saat di perantauan? Ngekos atau kontrak? Apapun itu, kamu akan mulai tinggal bersama dengan orang baru. Tinggal satu atap dengan orang yang belum pernah kamu kenal sebelumnya itu tidak mudah lho! Kamu harus memahami karakter masing-masing, dan mulai menjalin pertemanan. Dari sini, kamu akan belajar tentang indahnya berbagi, saling membantu, saling menghibur, saling memaafkan dan saling menjaga. Ketika kamu berhasil melakukan hal-hal ini, kamu akan merasa punya keluarga baru di perantauanmu. Kamu tidak akan merasa kesepian, karena di perantauan pun kamu merasa hommy dengan keluarga barumu. Cuma anak rantau lho yang mendapatkan hal-hal seperti itu!
5. Lebih paham prioritas.
Saat tinggal bersama orang tua, kamu akan berada dalam pengawasan mereka selama 24 jam nonstop. Kamu akan kena omel ketika kamu melakukan hal-hal yang menyimpang. Kamu akan mendapatkan arahan orang tua agar selalu on the right track.
Nah, ketika kamu merantau, kamu tidak akan merasakan hal itu. Jalan hidup di depanmu ditentukan oleh pilihanmu sendiri. Ini memang konfliktual sih, karena jika kamu tidak bisa kontrol diri kamu akan terjerumus ke arus yang tidak diinginkan. Tapi jika kamu menggunakan akal sehat, kamu akan lebih memiliki prioritas daripada mereka yang tidak merantau. Kamu memiliki prioritas untuk cepat lulus, belajar serius dan tidak hanya main-main aja. Kenapa? Karena kamu ingat bahwa ada orang tua yang bercucuran keringat demi menyekolahkan kamu!
Nah, ketika kamu merantau, kamu tidak akan merasakan hal itu. Jalan hidup di depanmu ditentukan oleh pilihanmu sendiri. Ini memang konfliktual sih, karena jika kamu tidak bisa kontrol diri kamu akan terjerumus ke arus yang tidak diinginkan. Tapi jika kamu menggunakan akal sehat, kamu akan lebih memiliki prioritas daripada mereka yang tidak merantau. Kamu memiliki prioritas untuk cepat lulus, belajar serius dan tidak hanya main-main aja. Kenapa? Karena kamu ingat bahwa ada orang tua yang bercucuran keringat demi menyekolahkan kamu!
6. Waktu bertemu keluarga menjadi sangat spesial
Wah , inilah momen yang paling ditunggu oleh mahasiswa perantauan. Tidak jarang mahasiswa rantau hanya memiliki kesempatan pulang kampung satu kali dalam setahun. Kamu akan rindu dengan wanginya aroma masakan ibumu. Kamu rindu dengan hiruk pikuk daerah asalmu. Rindu dengan pertengkaran antara kamu dan suadara kandungmu. Maka momentum pulang kampung adalah momen yang sangat membahagiakanmu. Ketika kamu kembali berkumpul dengan keluarga yang telah lama kamu rindukan, kamu akan merasa begitu bahagia! Bukankah semakin lama berpisah, semakin mesra saat berjumpa?